Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Rencana Besar AS di Balik Penghinaan Al-Qur’an

Pendeta Terry Jones Sang Pemrakarsa pembakaran Al-Qur'an

“Silakan tanya pada diri Anda sendiri, apakah Anda pernah benar-benar melihat seorang muslim sangat senang ketika mereka sedang berada di Mekkah? Saat mereka berkumpul di lantai Masjid? Apakah itu tampak seperti agama yang penuh dengan kegembiraan?”. Itulah ucapan Terry Jones pimpinan sekte Kristen Evangelis dalam rekaman videonya di Youtube. Kata-kata diatas sangat menyakitkan hati umat Islam. Dan yang paling menyakitkan adalah
ancaman Terry yang akan membakar Al-Qur’an pada tgl 11 September. Namun kemudian pembakaran Al-Qur’an ini batal dengan alasan, tidak boleh menyalakan api di tempat itu.
Namun yang pembakaran Al-Qur’an ini tetap dilaksanakan di tempat lain, yakni di Nasville negara bagian Tennese Amerika Serikat oleh dua penginjil Evangelis. Mereka menuang minyak dan membakar kitab suci umat islam tersebut. Salah satu dari mereka, pengkhotbah Bob Old menyebut Islam agama palsu. Polisi tidak mengeluarkan perinah penahanan ata mereka (Republika,12/9).
Selain itu pada hari yang sama aksi perobekan Al-Qur’an pun turut mewarnai peringatan 9 tahun serangan 11 september 2001. “Prosesi” perobekan Al-Qur’an ini dilakukan oleh sekelompok Kristen Konservatif Amerika Serikat di depan Gedung Putih (Antara News,12/9). Bangsa Amerika Serikat yang katanya bangsa yang menjunjung tinggi kebebasan beragama dan memiliki nilai-nilai luhur lebih tinggi dibanding dengan bangsa lain, ternyata itu hanya isapan jempol belaka.
Mereka ternyata bangsa bar-barian yang kejam dan tak punya hati nurani. Apakah dengan membakar atau merobek-robek Al-Qur’an itu membuat gedung kembar World Trade Center (WTC) akan tegak kembali?. Katanya mereka telah berfikir rasionalis dan menganggap bangsa-bangsa dari Timur (termasuk Indonesia) berpikir irasional dan masih berorientasi kepada hal-hal yang mistis. Tapi kejadian diatas telah menjadi bukti, bahwa mereka lebih irasional dan masih menggunakan nalar manusia purba jaman batu.
Dalam konstitusi Amerika Serikat, kebebasan beragama dijamin haknya yang tertera dalam klausa agama dari undang-undang amandemen pertama. Tapi bila dicermati, maka kebebasan beragama ini hanya sebatas tertulis dalam kitab-kitab konstitusi usang mereka. Nyatanya mereka tidak mengamalkannya dalam dunia nyata. Bangsa Amerika Serikat ternyata hanya mengizinkan agama-agama tertentu dan menganggap kafir dan palsu agama-agama lainnya (khususnya Islam). Dan yang lebih menyakitkan adalah keyakinan mereka, bahwa orang Islam itu adalah teroris yang patut dibantai dan dibinasakan.
Genocide Terhadap Islam
Bukti konkret bangsa Amerika Serikat dalam melakukan genocide (pemusnahan) terhadap orang-orang Islam adalah penghancuran negara-negara Islam atau negara yang berpenduduk Islam. Irak sudah diobrak-abrik, Afganistan telah dihancurkan. Palestina dibiarkan digerus oleh bangsa Yahudi (Israel), serta belasan negara-negara yang berbasis Islam telah dikuasai pelan namun pasti.
Memang kita juga tidak menampik, dan melihat suatu masalah itu dari berbagai sudut. Kebetulan yang menjadi pelaku bom bunuh diri adalah orang yang bergama Islam. Tapi itu hanya segelintir orang yang mengaku beragama Islam. Dan tidak tertutup kemungkinan segelintir oknum ini hanya menjadi “alat” bangsa bar-barian (siapa lagi kalau bukan bangsa Amerika sendiri) untuk mencapai tujuannya menghancurkan Umat Islam. Karena mereka telah terdeteksi melakukan penghancuran Islam lewat tangan orang Islam sendiri yang “otaknya” dilakendalikan oleh mereka.
indikasi itu dapat dilihat, karena bangsa Amerika serikat yang mengaku sebagai bangsa super power yang telah berhasil menyingkirkan sainag utama mereka, Blok Timur (Uni Soviet). Namun belakangan mereka kemudian sadar bahwa negara-negara Islam dan berpenduduk Islam sebagai saingan berikutnya. Makanya mereka mengusahakan berbagai cara (dengan cara keji sekalipun) untuk menyingkirkan saingan baru mereka.
Ditambah dengan para pengambil kebijakan di Amerika disana ternyata sebagian “berdarah” Yahudi. Dan bangsa Yahudi sendiri sudah dikenal sejak dari dulu sangat memusuhi Islam. Maka lengkaplah sudah alasan mereka dalam memusuhi dan menghancurkan Islam.
Dengan timbulnya kepermukaan tindakan dan pernyataan-pernyataan dari sekte kristen konservatif Evangelis pimpinan Terry Jones, maka hal ini menjelaskan dengan terang tindak-tanduk bangsa Amerika dalam memerangi dan menghancurkan Islam. Pembakaran dan perobekan kitab suci Islam telah memicu dan merupakan penarik “kokan senjata” provokasi perlawanan umat Islam sedunia. Orang Islam yang terpecah-pecah kedalam banyak aliran, akhirnya akan bersatu padu atas nama kitab suci mereka Al-Qur’an. Hati umat Islam telah disayat sembilu pembakaran dan perobekan kitab suci mereka. Umat Islam sedunia akan bersatu dan menghilangkan sekat-sekat aliran dan nation mereka. Mereka akan berteriak hal yang sama “hentikan pembakaran dan perobekan terhadap kitab suci kami”. Dan inilah yang diharapkan oleh bangsa Amerika Serikat dan menjadikan alasan untuk memusnahkan Islam.
Isu sensitif ini kemudian merambat ke negeri ini. Patut diduga pemicu dari penusukan pemuka agama adalah bias dari pembakaran dan perobekan Al-Qur’an di Amerika Serikat disana. Jauh sebelumnya organisasi-organisasi Islam yang “radikal” sudah terpancing akan melakukan pembalasan bila, “prosesi” penghinaan Al-Qur’an terlaksana. Dan betul, riak itu sudah mulai muncul, meskipun menurut pihak yang berwajib, penikaman pendeta ini adalah murni kriminal biasa. Tapi sekali lagi patut diduga, bahwa ini adalah bias pembakaran dan perobekan Al-Qur’an.
Dari kejadian inilah kita sebagai umat Islam (khususnya di Indonesia) jangan terpancing oleh ulah orang-orang bar-barian Amerika Serikat. Kita jangan menggunakan cara bar-barian pula dalam menanggapi ulah mereka. Karena esensi dari pembakaran dan perobekan Al-qur’an sesungguhnya adalah sarana provokasi agar umat Islam berbuat anarkis. Dan mereka (bangsa Amerika Serikat) akan menggunakan moment ini untuk melakukan genocide (pemusnahan) umat Islam atas nama HAM dan kebebasan beragama versi mereka.
Jangan Terpancing  Provokasi Mereka
Semoga rencana besar yang licik bangsa Amerika Serikat ini gagal. Cara mengagalkan rencana mereka, adalah umat Islam tidak terpancing untuk melakukan tindakan yang anarkis. Demonstrasi boleh-boleh saja, bahkan pemutusan diplomatik dengan Amerika Serikat juga boleh dilakukan. karena itu sebagai tindakan tepat dalam melawan nafsu bar-barian mereka. Tapi sekali lagi jangan melakukan tindakan yang mencederai kebebasan beragama di negeri ini. Jadilah contoh bagi bangsa-bangsa di luar sana. Bahwa di Indonesia itu, kebebasan beragama betul-betul dijamin oleh Pancasila Undang-Undang dasar 1945, konstitusi resmi negara, dan kenyataannya di lapangan benar-benar terlaksana. Tidak seperti di Amerika Serikat sana, yang katanya sangat menjunjung tinggi kebebasan beragama, namun kenyataanya dilapangan kosong melompong belaka.
Perlu di ingat kita ini bangsa Indonesia yang ber-Bhineka Tunggal Ika (berbeda tetapi satu jua, bangsa Luhur Indonesia). Jangan biarkan bangsa-bangsa bar-barian dari luar sana mengobrak-abrik kedamaian kita. Biarkan mereka melakukan segala macam cara dan upaya untuk melakukan provokasi, namun bangsa ini tidak akan terpancing. Dan akhirnya bangsa bar-barian Amerika Serikat akan terpuruk kedalam jurang penderitaan atas ulah mereka sendiri.
Tidak selamanya bangsa Amerika Serikat akan menjadi negara adidaya, tatkala mereka telah secara nyata melakukan aksi nyata yang tidak berprikemanusiaan. Maka perbuatan mereka sendiri akan mengantarkan mereka ke pintu gerbang kehancuran. Bangsa Amerika Serikat kini tinggal menunggu ajal, karena telah berani secara nyata menunjukkan sifat asli mereka. Telah menunjukkan kepada dunia bahwa mereka bangsa bar-barian yang irasional dengan melakukan pembakaran dan perobekan kitab suci umat Islam, Al-Qur’an.*** (juga bisa dibaca di kompasiana)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar