mudah mudahan cepat damai.
media juga jangan terkesan jadi provokator.
btw, saya orng bugis pernah berdiam dikalimantan timur dan selatan. saya merasakan bertetangga sangat enak seperti saudara sendiri dengan orang2 banjar dan dayak disana dari senakin. satui, batulicin kotabaru sampai balikpapan. makan sama2, ngobrol bercanda diwarung atau dirumah2 mereka. meninggalkan kalimantan bikin rindu ketemu mereka lagi.
kok denger berita kaya gini bikin kaget. saya belum pernah ke tarakan, tapi sbg orng bugis, denger penyebab rusuhnya malu sekali. kita punya pegangan dalam merantau, bukan hanya dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung, tapi juga "mengalir seperti air".. dimana menempati wadah ikuti bentuk wadahnya, berbaur, jadikan kita dianggap saudara mereka, kalau ditolak, maka lebih memilih pindah untuk mencari tempat yg menerima dia sebagai keluarga. bukan bikin rusuh membawa bawa nama suku! itu yang saya tahu.
suku bugis yg ratusan tahun lalu sebelum membuka kota samarinda itupun datang menghadap Raja Kutai dengan sopan untuk meminta izin, dan atas perintah Raja, mereka membuka pemukiman disana. Bersumpah mengabdi pada Raja dan hidup rukun bertetangga dengan etnis asli disana selama ratusan tahun!
menurut berita di tarakan, tokoh adat yang sangat dihormati dan seharusnya dihormati oleh pendatang, tidak salah apa apa kok tiba tiba dikeroyok oleh segerombolan pendatang? pendatang tidak tahu diri yang memalukan sekali! apa kerusuhan ini tidak ditunggangi? polisi mudah2an cepat menangkap semua pelaku2 oknum pendatang itu, apa motif sebenarnya dan menghukum seberat2nya.
apa benar dari suku bugis? karena sulawesi itu beragam suku bukan hanya bugis, dengan cara merantau mereka yg berbeda.
suku bugis bukan suku yang suka rusuh bergerombol membawa bawa nama sukunya.
tapi apapun sukunya, bugis atau bukan, oknum2 pendatang itu mudah2an cepat ditangkap dan mudah2an tidak ada pihak yg sengaja bikin skenario kerusuhan disana.
Salam damai dari saudaramu di sulawesi.
media juga jangan terkesan jadi provokator.
btw, saya orng bugis pernah berdiam dikalimantan timur dan selatan. saya merasakan bertetangga sangat enak seperti saudara sendiri dengan orang2 banjar dan dayak disana dari senakin. satui, batulicin kotabaru sampai balikpapan. makan sama2, ngobrol bercanda diwarung atau dirumah2 mereka. meninggalkan kalimantan bikin rindu ketemu mereka lagi.
kok denger berita kaya gini bikin kaget. saya belum pernah ke tarakan, tapi sbg orng bugis, denger penyebab rusuhnya malu sekali. kita punya pegangan dalam merantau, bukan hanya dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung, tapi juga "mengalir seperti air".. dimana menempati wadah ikuti bentuk wadahnya, berbaur, jadikan kita dianggap saudara mereka, kalau ditolak, maka lebih memilih pindah untuk mencari tempat yg menerima dia sebagai keluarga. bukan bikin rusuh membawa bawa nama suku! itu yang saya tahu.
suku bugis yg ratusan tahun lalu sebelum membuka kota samarinda itupun datang menghadap Raja Kutai dengan sopan untuk meminta izin, dan atas perintah Raja, mereka membuka pemukiman disana. Bersumpah mengabdi pada Raja dan hidup rukun bertetangga dengan etnis asli disana selama ratusan tahun!
menurut berita di tarakan, tokoh adat yang sangat dihormati dan seharusnya dihormati oleh pendatang, tidak salah apa apa kok tiba tiba dikeroyok oleh segerombolan pendatang? pendatang tidak tahu diri yang memalukan sekali! apa kerusuhan ini tidak ditunggangi? polisi mudah2an cepat menangkap semua pelaku2 oknum pendatang itu, apa motif sebenarnya dan menghukum seberat2nya.
apa benar dari suku bugis? karena sulawesi itu beragam suku bukan hanya bugis, dengan cara merantau mereka yg berbeda.
suku bugis bukan suku yang suka rusuh bergerombol membawa bawa nama sukunya.
tapi apapun sukunya, bugis atau bukan, oknum2 pendatang itu mudah2an cepat ditangkap dan mudah2an tidak ada pihak yg sengaja bikin skenario kerusuhan disana.
Salam damai dari saudaramu di sulawesi.
Berita Terkait;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar