SURYA/DYAN REKOHADI
Mbah Maridjan, juru kunci Gunung Merapi saat berada di rumahnya di kaki Gunung Merapi tepatnya di Dusun Kinah Rejo Desa Umbul Harjo Kecamatan Cangkringan Sleman Yogyakarta.Juru kunci Gunung Merapi Mbah Maridjan dan korban lain letusan gunung yang terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (28/10/2010), pukul 10.00 WIB, akan dimakamkan secara massal di Dusun Sidorejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkriman, Kabupaten Sleman.
Sebelum dikubur secara massal, jumlah korban yang totalnya mencapai 32 orang terlebih dahulu akan dishalatkan di masjid yang terletak di Rumah Sakit (RS) Sardjito Yogyakarta.
Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan tidak ada pemakaman khusus bagi "abdi dalem" keraton, seperti Mbah Maridjan yang meninggal terkena awan panas Gunung Merapi.
"Tidak ada pemakaman khusus untuk ’abdi dalem’ Mbah Maridjan dan rencananya hari ini dimakamkan bersama-sama jenazah korban meninggal lainnya," kata Sultan yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Jumlah korban meninggal dunia akibat letusan Gunung Merapi pada Selasa (26/10/2010) petang sebanyak 32 orang dengan dua jenazah sudah diambil keluarganya dari Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit (RS) Sardjito Yogyakarta.
Kepala Bagian Hukum dan Humas RS Sardjito Yogyakarta Trisno Heru Nugroho mengatakan ada empat korban luka bakar, pada Rabu (27/10) meninggal dunia di rumah sakit ini.
Keempat korban luka bakar yang meninggal dunia tersebut adalah Ny Pujo (68) warga Umbulharjo yang mengalami luka bakar 70 persen, Bapak Muji (50) warga Sleman yang mengalami luka bakar 89 persen, Bapak Mursiyam (45) warga Pelemsari yang mengalami luka bakar 80 persen, dan Tarno (60) warga Kinahrejo yang mengalami luka bakar 72 persen.(sumber:kompas.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar