Presiden Republik Indonesia Dari Masa Ke Masa Berikut Merupakan Daftar Presiden Republik Indonesia Mulai Indonesia Merdeka hingga tahun saat ini (2013) . Ya Indonesia yang dicita-citakan menjadi Sebuah Negara merdeka, telah muncul sejak awal abad ke-20, Lewat Moment Kebangkitan Nasional dan Juga Sumpah Pemuda, Namun kemerdekaan Indoenesia baru tercapat pada tanggal 17 Agustus 1945 lewat Moment Proklamasi dan Baru Diakui kedaulatannya Oleh Belanda pada Konferensi Meja Bundar.
Berikut ini sekilas mengenai Biodata Presiden Republik Indoenesia Mulai, dari Soekarno, Soeharto, Bachruddin Jusuf Habibie, Megawati Soekarno Putri sampai Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.
Berikut ini sekilas mengenai Biodata Presiden Republik Indoenesia Mulai, dari Soekarno, Soeharto, Bachruddin Jusuf Habibie, Megawati Soekarno Putri sampai Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.
Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar negara yang disebutnya Pancasila. Tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI, 18 Agustus 1945 Ir.Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama.
Sebelumnya, beliau juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau berupaya mempersatukan nusantara. Bahkan Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok.
Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik hebat yang menyebabkan penolakan MPR atas pertanggungjawabannya. Sebaliknya MPR mengangkat Soeharto sebagai Pejabat Presiden. Kesehatannya terus memburuk, yang pada hari Minggu, 21 Juni 1970 ia meninggal dunia di RSPAD. Ia disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jatim di dekat makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Pemerintah menganugerahkannya sebagai “Pahlawan Proklamasi”.
22 Februari 1967 – 27 Maret 1968Jenderal Besar TNI (Purn) Soeharto
Partai : GOLKAR
Wakil Presiden : (lowong)
Lahir : Kemusuk, Godean (Yogyakarta), 8 Juni 1921
Meninggal : Jakarta, 27 Januari 2008
Istri : Raden Ayu Siti Hartinah Soeharto (wafat 28 April 1996)
Anak : Siti Hardijanti Rukmana (Tutut), Sigit Harjojudanto (Sigit), Bambang Trihatmodjo (Bambang), Siti Hediati Hariyadi (Titiek), Hutomo Mandala Putra (Tommy), Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek)
Keterangan : Pejabat Presiden hasil pelantikan MPRS setelah pidato pertanggungjawaban Presiden Ir. Soekarno (dikenal dengan Nawaksara) ditolak.
27 Maret 1968 – 24 Maret 1973Jenderal Besar TNI (Purn) Soeharto
Partai : GOLKAR
Wakil Presiden : (Lowong)
Keterangan : Resmi dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai Presiden untuk periode pertama. Pada tahun 1971 diselenggarakan Pemilu pertama kali dalam masa orde baru yang bertujuan memilih anggota legislatif.
24 Maret 1973 – 23 Maret 1978 Jenderal Besar TNI (Purn) Soeharto
Partai : GOLKAR
Wakil Presiden : Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Keterangan : Sidang MPR memutuskan secara aklamasi dijadikan Presiden RI untuk masa jabatan ke-2, pada periode ini jabatan Wakil Presiden yang sebelumnya lowong diisi kembali. Pada masa ini terjadi fusi partai politik menjadi hanya 2 partai (PPP dan PDI) dan 1 golongan karya (Golkar). Selain itu dimasa ini setelah dilakukan operasi seroja di wilayah Timor Timur, akhirnya Timor Timur menjadi provinsi ke-27 Indonesia pada tanggal 17 Juli 1976
23 Maret 1978 – 11 Maret 1983: Jenderal Besar TNI (Purn) Soeharto
Partai : GOLKAR
Wakil Presiden : H. Adam Malik Batubara
Keterangan : Sidang MPR memutuskan kembali secara aklamasi dijadikan Presiden RI untuk masa jabatan ke-3.
11 Maret 1983 – 11 Maret 1988: Jenderal Besar TNI (Purn) Soeharto
Partai : GOLKAR
Wakil Presiden : Jend (Purn) Raden Umar Wirahadikusuma
Keterangan : Sidang MPR memutuskan kembali secara aklamasi dijadikan Presiden RI untuk masa jabatan ke-4.
11 Maret 1988 – 11 Maret 1993: Jenderal Besar TNI (Purn) Soeharto
Partai : GOLKAR
Wakil Presiden : Letjend TNI (Purn) Soedharmono, SH.
Keterangan : Sidang MPR memutuskan kembali secara aklamasi dijadikan Presiden RI untuk masa jabatan ke-5.
11 Maret 1993 – 10 Maret 1998: Jenderal Besar TNI (Purn) Soeharto
Partai : GOLKAR
Wakil Presiden : Jend. TNI (Purn) Try Sutrisno
Keterangan : Sidang MPR memutuskan kembali secara aklamasi dijadikan Presiden RI untuk masa jabatan ke-6.
10 Maret 1998 – 21 Mei 1998: Jenderal Besar TNI (Purn) Soeharto
Partai : GOLKAR
Wakil Presiden : Prof. Dr. Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie
Keterangan : Sidang MPR memutuskan kembali secara aklamasi dijadikan Presiden RI untuk masa jabatan ke-7. Namun setelah terjadinya pergolakan politik yang cukup dasyat (dikenal peristiwa Mei 1998) akibat krisis multidimensi yang terjadi sejak akhir tahun 1997 akhirnya Jend. Besar TNI (Purn) Soeharto memutuskan untuk mengundurkan diri, pengunduran dirinya dilakukan di Istana Negara dengan disaksikan MA dan pimpinan MPR/DPR (hal ini karena gedung MPR/DPR diduduki oleh massa) pada tanggal 21 Mei 1998. Setelah pengunduran diri ini berakhirnya pemerintahan orde baru dan wakil presiden Prof. Dr. Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie langsung dilantik menjadi Presiden RI berikutnya untuk masa transisi disebut juga orde reformasi.
21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999: Prof. Dr. Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie
Parai: GOLKAR
Wakil Presiden : (Lowong)
Lahir: Pare – Pare (Sulawesi Selatan), 25 Juni 1936
Istri : Hj. Hasri Ainun Besari Habibie
Anak : Ilham Akbar habibie, Thareq Kemal Habibie
Keterangan : Lebih dikenal dengan BJ Habibie merupakan presiden pada masa transisi reformasi pasca krisis multidimensi, Presiden B J Habibie diberikan mandat untuk melaksanakan Pemilu dipercepat dan menjadi Pemilu multi partai pertama setelah tahun 1955 yang diikuti oleh 48 partai politik dan juga dianggap Pemilu terbaik setelah tahun 1955. Pada masa pemerintahan Presiden BJ Habibie ini provinsi Timor Timur lepas dari Indonesia pada tanggal 30 Agustus 1999 (19 Oktober 1999 diserahkan ke PBB) untuk berdiri menjadi negara sendiri pada tanggal 20 Mei 2002 setelah terjadinya referendum yang dilakukan oleh Perserikatan bangsa Bangsa. Presiden BJ Habibie memutuskan untuk tidak mengikuti pemilihan Presiden oleh Sidang Umum MPR hasil Pemilu 1999.
20 Oktober 1999 – 23 Juli 2001KH. Abdurrahman Wahid (terlahir : Abdurrahman Addakhil)
Partai : PKB
Wakil Presiden : Hj. Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri
Lahir: Jombang (Jawa Timur), 7 September 1940
Istri : Hj. Shinta Nuriyah
Anak : Alissa Qotrunnada, Zannuba Ariffah Chafsoh (Yenny), Anita Hayatunnufus, Inayah Wulandari
Keterangan : Walaupun pemenang Pemilu legislatif dan yang menguasai parlemen hasil Pemilu 1999 adalah PDI Perjuangan namun dengan lobi dan alasan mencari sosok yang bisa menjadi penengah KH. Abdurrahman Wahid yang lebih dikenal dengan Gusdur diajukan oleh ‘poros tengah’ dan terpilih untuk maju melawan Megawati Soekarnoputri dalam pemilihan Presiden RI di Sidang Umum MPR, ditengah berbagai kontroversi yang muncul pada pemerintahannya Presiden Gusdur akhirnya dimundurkan dari jabatannya sebagai Presiden RI setelah pada 1 Februari 2001 DPR memberikan nota kemungkinan pemakzulan Presiden akibat situasi negara yang sangat tidak kondusif akibat kebijakan Presiden dan skandal yang dituduhkan, disusul nota kedua kepada Presiden RI tertanggal 30 April 2001 tentang akan dilaksanakannya Sidang Istimewa MPR pada Agustus 2001. Namun situasi yang berkembang bertambah genting membuat MPR pada tanggal 20 Juli 2001 mengumumkan pelaksanaan Sidang Istimewa dipercepat menjadi tanggal 23 Juli 2001 . Presiden Gusdur sempat mengumumkan Dekrit Presiden setelah Sidang Istimewa MPR membuat agenda utama pemakzulan Presiden RI. Tepat tanggal 23 Juli 2001 akhirnya Presiden Gusdur resmi digantikan oleh Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri. Pada masa pemerintahan Presiden Gusdur Tahun Baru Imlek menjadi hari libur opsional.
23 Juli 2001 – 20 Oktober 2004Hj. Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri
Partai : PDI Perjuangan
Wakil Presiden : Dr (HC) H. Hamzah Haz
Lahir: Yogyakarta, 23 Januari 1947
Suami : Taufiq Kiemas (saat ini), Surendro (alm.)
Anak : Mohammad Prananda, Mohammad Rizki Pratama, Puan Maharani
Keterangan : Lebih dikenal dengan nama Megawati Soekarnoputri yang merupakan putri kedua Presiden RI I sekaligus Proklamator kemerdekaan Indonesia Ir. Soekarno ini diangkat sebagai Presiden RI wanita pertama setelah terjadinya pemakzulan Presiden RI KH. Abdurrahman Wahid pada Sidang Istimewa 2001. Pemerintahan Presiden Megawati cukup stabil dikarenakan cukupnya kekuatan di parlemen, pada pemerintahan inilah mandat UUD 1945 hasil amandemen untuk pemilihan presiden diberlakukan. Presiden Megawati juga turut mengikuti Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung untuk pertama kalinya hingga ke putaran ke-2 berpasangan dengan KH. Hasyim Muzadi melawan Jend. TNI (Purn) Susilo Bambang Yudoyono hanya mampu meraih 39,38% suara.
20 Oktober 2004 – 20 Oktober 2009Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono
Partai : Partai Demokrat
Wakil Presiden : Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla (Partai Golkar)
Lahir: Tremas Arjosari, Pacitan (Jawa Timur), 9 September 1949
Istri : Hj. Kristiani Herrawati, S.IP.
Anak : Agus Harimurti Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono
Keterangan : Biasa dipanggil dengan sebutan SBY, Presiden Yudhoyono merupakan Presiden RI pertama bersama wakil presiden M. Jusuf Kalla yang dipilih secara langsung melalui Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (dengan kemenangan 60,62% diputaran ke-2). Dengan pemilihan secara langsung oleh rakyat pemerintahan ini praktis tidak terlalu bergejolak seperti pemerintahan sebelumnya. Pada masa ini terjadi cukup banyak bencana (yang paling besar adalah Gempa Bumi berkekuatan 9,3 SR (versi Pacific Tsunami Warning Center) disertai Tsunami di Nangroe Aceh Darussalam pada tanggal 26 Desember 2004). Presiden Yudhoyono mendapat pencalonan nominasi peraih nobel bidang perdamaian tahun 2006 atas usaha Pemerintah RI melaksanakan perdamaian atas separatisme yang terjadi di Aceh. Pemerintahan ini berakhir dengan dilaksanakan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2009 untuk masa bakti 2009-2014, pada pemilu ini Presiden Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla serta Presiden sebelumnya Megawati bertarung dalam Pemilihan Presiden tahun 2009.
20 Oktober 2009 – sekarang: Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono
Partai : Partai Demokrat
Wakil Presiden : Prof. Dr. Boediono
Keterangan : Presiden Yudhoyono yang kini berpasangan dengan Prof. Dr. Boediono sebagai Wakil Presiden kembali memenangkan Pemilu secara langsung dengan 59,70% suara yang didukung oleh 23 partai politik, dan saat ini tengah menjabat.[ki]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar