Wisatawan asing lebih mengenal Pulau Kalimantan atau Borneo sebagai bagian dari Malaysia ketimbang Indonesia. Padahal, sebagian besar wilayah Borneo milik Indonesia. Hal ini terjadi karena Indonesia kalah masif mempromosikan Borneo ke dunia Internasional.
Ketua Presidium Forum Pariwisata Kalimantan Selatan, Aloysius J Purwadi mengatakan, Malaysia juga gencar melengkapi infrastruktur potensi wisata mereka. Kondisi di Indonesia berbanding terbalik, infrastruktur di Kalimantan jauh tertinggal ketimbang Bali atau Jawa.
Padahal, jika diamati, potensi Sabah dan Serawak tak berbeda jauh dengan empat provinsi di Kalimantan. ”Dengan kondisi alam, vegetasi, dan budaya nyaris sama, kita akan terus kalah jika tak berbuat sesuatu,” ujar Purwadi dalam jumpa pers International Eco-Tourism Business Forum and Mart 2010 di Banjarmasin, Kalsel, Minggu (24/10/2010).
Kegiatan ini diikuti tiga buyer dari Jerman, Korea Selatan, dan Malaysia, serta dua pengamat dari Belanda dan Jerman. Dari dalam negeri ada 11 buyer , 30 seller, ditambah 12 industri yang ikut berpameran.
Menurut Purwadi, potensi di Kalimantan yang belum dikembangkan contohnya kawasan Loksado, andalan tujuan wisata di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Obyek lain, seperti Gunung Kentawan, yang menjadi tempat endemis anggrek Loksado belum dikembangkan.
Staf Ahli Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Bidang Pranata Sosial, Surya Yoga sependapat jika potensi yang ada di Kalimantan dikembangkan menjadi ekowisata, terutama petualangan. Namun, pengembangan tempat wisata memerlukan kesiapan masyarakat.(sumber:kompas.com)
BACA JUGA DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar